Selasa, 15 Juli 2008

Publikasikan Saya, Please...

Toloooongggg....., saya ingin dikenal banyak orang!

Setiap orang, kata Freud, memiliki sifat bawaan yang selalu ingin menonjolkan diri sendiri, alias narsis. Sifat narsis sebenernya nggak jelek-jelek amat sih, asal penerapannya tepat (untuk penjelasan tentang narsis, silahkan lihat tulisan gw di majalah Editor's Choice edisi..... hehehe..., maap ya nebeng promosi ^_^)
Nah, banyak cara yang dilakukan orang supaya keberadaannya dikenal oleh orang lain. Mulai dari cara bermain cantik (lewat prestasi, yang positif tentu saja), sampai dengan cara-cara brutal (tereak-tereak di depan bunderan HI sambil nyebutin nama, hehehe...)
Nah, ada lagi yang ingin memperkenalkan diri lewat media, dalam hal ini yang gw maksud adalah media cetak. Berbeda dengan artis, baik yang udah ngetop maupun yang sedang berusaha untuk mengetopkan diri, dimana pemuatan berita atas diri mereka dilakukan oleh para reporter dari berbagai media, beberapa orang ini justru merasa tidak memerlukan jasa kuli tinta untuk memuat profil mereka di media cetak.
Sebut saja yang sudah ngetop, Oprah Winfrey yang nerbitin majalah sendiri yang bertajuk "O" (O huruf vokal, bukan nol seperti yang dulu gw kira, hehe...) Cover O Magazine bisa dipastikan selalu foto Oprah, dan isi artikel-artikelnya pun kebanyakan tema-tema pilihan Oprah, apalagi untuk book club-nya. Tapi it's okelah, Oprah toh emang udah ngetop dan terbukti telah melakukan berbagai perubahan yang positif untuk banyak orang lewat yayasan atau kegiatan-kegiatan yang dia lakukan, jadi nama Oprah itu sendiri adalah sebuah merek yang menjual.
Tapi, gw juga pernah nemu orang yang sebenernya "bukan siapa-siapa" karena tidak jelas diketahui sumbangsihnya bagi masyarakat atau lingkungan sekitarnya, tapi mereka ini berupaya keras agar dikenal masyarakat luas. Namun karena mereka "bukan siapa-siapa", agak susah juga meminta wartawan atau reporter untuk mempublikasikan profil mereka di media.
Tapi mereka tentu saja tidak kehilangan akal, apalagi orang-orang yang gw ketahui ini lumayan berkocek tebal. Akhirnya daripada nggak ada media yang memuat profil mereka, ya sudah, mereka buat saja media sendiri, yang dalam hal ini anggap saja misalnya media majalah.
Majalah pun akhirnya dibuat, dengan mengangkat suatu konsep tertentu. Isi artikel ditulis, foto-foto dipilih, lantas, "profil gw mau ditaro dimana dong, gw kan juga pengen nampang di majalah yang gw terbitin ini...," begitu kira-kira pikiran panik si empunya majalah.
Lantas dia pun memilih halaman depan untuk menunjukkan profilnya, di bagian yang menyapa pembaca lewat rubrik seperti 'halo pembaca', 'salam jumpa', 'dari redaksi', 'dari editor', yah yang semacam itulah pokoknya, lagipula karena orang itu yang bikin majalah, jadi dia juga ingin dong yang jadi pemred-nya...
Di rubrik itu, supaya lebih dikenal orang, dipasanglah fotonya. Untuk edisi-edisi awal ukuran fotonya masih sekitar 4x6 cm. Seiring dengan penerbitan majalah yang masih terus berlanjut (tidak peduli majalah itu laku atau tidak), sang pemred masih merasa belum dikenal juga oleh khalayak luas, karena itu dia memperbesar ukuran fotonya, dan diperbesar lagi dan lagi hingga akhirnya memenuhi satu halaman, sedangkan jumlah tulisannya dikurangi supaya fotonya lebih terlihat "mentereng". Fotonya pun bukan sembarang foto, tapi dilakukan oleh fotografer profesional dengan wardrobe dan pose yang berbeda-beda untuk tiap edisi, ck..., ck..., ck...
Gw sempat takjub ketika melihat majalah itu, tapi ketakjuban gw bertambah lagi ketika melihat ada majalah lain yang super duper narsis abeezzz....
Di majalah yang satu ini, sang pendiri sekaligus pemred ini fotonya bisa dipastikan selalu nampang di setiap cover majalah. Bukan itu saja, nama majalahnya pun menggunakan inisal namanya, dan rubrik-rubrik di dalamnya berisikan kegiatan-kegiatan dia, dan sesi fashion spread-nya juga menggunakan dia sebagai modelnya! Majalah ini dibuat eksklusif, foto-fotonya bagus, kertasnya tebal, tapi isi majalahnya 'hanyalah' hura-hura a la kaum socialite. Lantas, siapakah dia? Menurut gw, dia kategori "bukan siapa-siapa", selain pebisnis yang suka hura-hura dan berkocek tebal, dan tentunya setengah mati berusaha supaya dikenal publik.
Ketika memperhatikan majalah-majalah itu, gw sempet berpikir, kenapa ya mereka sampai sebegitunya pengen dikenal orang lewat media, yang saking dipaksakannya harus memuat profil mereka sebanyak mungkin, sehingga kesan yang ditimbulkan justru terlihat narsis.
Kata temen gw, orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain. Padahal mereka itu rata-rata kaum berada dengan pergaulan luas, dan memiliki banyak bawahan yang sering terkagum-kagum dengan mobil yang mereka bawa ke kantor. Pengakuan seperti apalagi ya, yang mereka inginkan? Gw gak ngerti....
Ternyata, semua yang mereka miliki belum bisa memuaskan rasa dahaga mereka akan sesuatu yang namanya pengakuan, atau bahasa kempinya, pengen dianggep.
Gw, seperti manusia lain yang punya sifat narsis, juga ingin dikenang banyak orang suatu saat nanti, bukan hanya dikenal, tapi dikenang. Seperti Bung Hatta yang dikenang karena kepemimpinannya yang bersahaja, J.K Rowling yang daya fantasinya luar biasa, atau Bill Gates si jenius 'Microsoft' yang hasil produknya mampu merubah keadaan dunia, tapi juga dikenal sebagai filantropi sejati. Dan mereka tidak perlu jorjoran nampang di majalah yang mereka terbitkan sendiri, tapi membiarkan masyarakat yang menilai, yang pada akhirnya toh membuat mereka dikenal (dan dikenang) juga.
Kalo gw sih pengennya dikenang sebagai penulis buku anak-anak yang oke, kayak Enid Blyton, Roald Dahl, Kate DiCamillo (hehehe..., namanya juga keinginan...), itu juga karena gw suka baca n nulis cerita anak ^_^
Yaah..., apa yang gw tulis ini hanya pemikiran gw aja kok, pemikiran sederhana, namanya juga orang kempi, asyik-asyik aja choy, hehehe...




4 komentar:

Lala mengatakan...

Kayanya gw tau deh siapa yg lo bicarakan :))

Kenapa ga sekalian aja bikin pin-up ama poster 4 halaman bolak-balik yg isinya pose2 sendiri hehehe

invictus mengatakan...

hahaha....yg ini kayanya berbau curhat nih..
Emberrrr....g rasa lama2 dia bikin edisi khusus *M@##!3* di majalah itu, lengkap dengan bonus super poster, pin up, mini biografi (halah! kaya artis ajaa), plus undian berhadiah candle lite dinner bareng doi di salah satu resto mahal tapi ga enak milik kenalannya.
Emg dsr megalomaniak!!! hehehe

andien mengatakan...

Wakakak...
Sepertinya narsisme memang melanda semua orang, kadarnya aja yang beda-beda. Secara tidak sadar kita semua memang narsis. Contohnya sewaktu melihat foto-foto dengan pose bersama, pasti yang kita cari terlebih dulu adalah foto kita, di mana posisi kita di foto itu, bagaimana pose kita di foto itu, terlihat keren atau tidak, ya?
Narsisme yang mulai (lama kelamaan) meradang mungkin ya yang seperti dicontohkan oleh jeung Feni itu...
Bu... mengubah bukan merubah. Maaf terbiasa menyunting, hehe..

Unknown mengatakan...

hmmmm...i think i know who we're talking about...wakakak:)