Minggu, 20 Juli 2008

Monster Hueeekk... Chuuuh... (Si Peludah Gila, sebel!)


Memang ada-ada aja ya masalah dalam lingkungan bertetangga, seperti yang gw alamin sekarang-sekarang ini. Sebagai penganten baru, apa mau dikata, uang di tabungan telah terkuras untuk biaya pernikahan, sehingga kebutuhan untuk memiliki hunian idaman terpaksa ditunda, setidaknya sampai tabungan berikutnya cukup untuk membayar DP rumah.
Alhasil kami (gw n suami) pun menjadi 'kontraktor' dulu, alias ngontrak rumah. Pilihan pun jatuh di kawasan Margonda, Pondok Cina, Depok. Alasan utamanya sih sebenernya karena deket dengan sumber makanan, hehehe..., nggak seperti di kosan gw yang dulu, yang hanya menyediakan pilihan makanan warteg (dengan harga yang bisa berubah-ubah padahal menunya sama, tergantung mood si penjualnya yang udah emak-emak, hehe..., dimana tuh ya?), tongseng, nasi goreng (hanya buka malam hari), dan warung padang. Kalo mau makan yang agak enakan dikit n bervariasi kudu naek angkot dulu, plus jalan kaki lagi kalo perlu, repooot. Sedangkan mau masak terkadang nggak sempet, tapi banyakan sih karena males, hehehe...
Akhirnya, pindahlah kita ke rumah baru. Acara bersih-bersih dan penataan barang pun dilakukan semaksimal mungkin, walopun rumah kontrakan, urusan kenyamanan tetep harus diusahakan dong. Akhirnya, setelah proses pindahan dan beres-beres rumah yang dimulai sejak akhir Mei selesai, aktivitas di dalam rumah pun berjalan normal kembali, kita nggak bingung lagi gunting kuku disimpen dimana, sendok dimana, gelas dimana, kacamata dimana (hehe...), yah pokoknya semua barang sudah diletakkan di tempatnya masing-masing lah. Gas pun sudah dibeli dan dipasang, percobaan demi percobaan memasak dimulai.
Semuanya berjalan adem ayem aja sampai pada seminggu ato dua minggu ini kita mendengar suara yang gilaaa..., bikin eneg n mau muntah! Suaranya berbunyi kurang lebih seperti ini: uhuk..., uhuk..., uhuk..., (suara batuk-batuk) grook, grook, (dahak mulai menggumpal di tenggorokan) ggrrr.., grrr..., grrroook..., (dahak sudah siap dikeluarkan) hueeekkk..., chuuuuhh...., (dahak pun dikeluarkan!).
Dan, yang lebih parahnya lagi, si pelaku selalu membuang dahaknya di depan rumah kita, lebih tepatnya lagi di depan kamar kita!! Dan dia melakukan itu tanpa rasa berdosa, sambil duduk-duduk di teras dan minum kopi! Awalnya kuantitas dia ber-'hueek chuuh' sekitaran 15 menit sekali, tapi semakin kesini intensitasnya semakin meningkat, bahkan sempet 1 menit sekali!! Gubraaaakkk!! Bayangkan, setiap saat kita harus mendengarkan suara menjijikkan itu, apalagi kalo lagi makan, bisa sampe nggak napsu lagi. Begitu juga kalo pas mo tidur, bisa nggak napsu lagi yang tadinya mo indehoy. Pokoknya dia sudah seperti monster yang menghantui kehidupan kita!
Kenapa sih dia nggak buang dahaknya di kamar mandi??!!! Emangnya dia pikir halaman rumah kita itu toilet apa??!! Ya Tuhaaann..., tolonglah hamba-Mu yang teraniaya iniiiii!!!! Dasar Si Peludah gilaaa!!!
Setiap hari kita muter otak gimana cara ngasih tau orang itu, masalahnya dia tuh penduduk asli situ, betawi tulen. Kita kan gak tau reaksi dia nanti kayak gimana, mending kalo langsung ngerti bahwa tindakannya adalah tindakan asusila, menjijikkan, melanggar hukum, pelecehaaannn!! Lah kalo nggak ngerti, bisa-bisa malah kita yang dimaki-maki, dan yang paling ngeri kalo dia bawa temen-temennya buat 'melibas' kita, serem nggak tuh?
Tapi membiarkan dia ber-'hueek chuuh' dengan semena-mena juga nggak mungkin, gimana kalo dahak yang dia buang itu adalah dahak dari batuk TBC??!! Ojoooo Paaakkk....!!!
Sampe hari ini kita masih juga belum melakukan tindakan nyata untuk menegur si monster, kita sampe minta pendapat dari banyak orang. Dan ada satu usulan yang menggunakan cara halus, yaitu dengan meletakkan pot-pot tanaman di halaman, trus pasang papan yang bertuliskan "Jagalah Kebersihan, Jangan Meludah Sembarangan" trus ditancepin ke salah satu pot. Kalo dengan cara halus masih nggak mempan, mungkin gw akan menyuruh mahluk halus yang menegur dia. Seperti meletakkan banyak ulet bulu (kan mahluk halus tuh) di teras ato di kursi terasnya, supaya dia nggak betah lagi duduk di terasnya n gak bisa meludah dengan santai lagi di halaman rumah gw sambil minum kopi!!
Atau kalian punya ide lain??

Ket: Ilustrasi diambil dari www.mutantman.com

4 komentar:

invictus mengatakan...

Hiiiiyyyyy......That's gross!
Turut berduka g, loe dpt tetangga ky gitu. Kempi bgt seh!(sesuai sama judul blog ini)Keterlaluan! Sembarangan!
Paling sebel g sama org2 yg ga tau etika bertetangga. Buang dahak sembarangan di depan rumah org, setia minjem barang (mulai dari koran, obeng, sampai tangga)tp bajingan dlm hal ngebalikinnya, nyetel TV atau radio dgn volume yg melewati batas2 ear fairy (periketelingaan ;p), atau malam2 nyanyi udah kenceng2...pake mic lagi(mending suaranya bagus, wong nadanya meleset semua), dsb..dsb....(hehe jadi curhat ya).
Kalo menurut gue mending loe pindah kontrakan aja (hehe..gak membantu bgt ya sarannya ;p)

andien mengatakan...

Begitulah suka-duka hidup bertetangga...
Meskipun gue belum berumah tangga, tetapi gue kan tidak tinggal sendiri, alias bertetangga. Ketika gue merasa terganggu dengan aktivitas tetangga gue, biasanya gue menegurnya langsung. Bahkan kalau aktivitas itu sangat mengganggu dan terjadi berulang kali, gue malah sampai memarahinya. Contohnya ketika motor yang lewat terlalu kencang suaranya, padahal jalannya seperti kura-kura. Namun, kalau yang melakukan hal itu orangnya lebih tua, biasanya gue meminta tolong nyokap untuk berbicara kepadanya, seperti suara dari pengeras musholla yang terlalu keras tetapi wirid atau doa yang dibacanya salah.
Mungkin elo bisa minta tolong orang yang lebih tua untuk mengingatkannya. Atau... bicara langsung saja dengan cara baik-baik.

Unknown mengatakan...

menurutku coba pake cara halus itu dl...taruh pot2 taneman di dpn rumahmu. tp jgn pake tulisan dl. trus liat gmn reaksi dia, sapa tau dia malu buang dahak ada taneman,ato msh pnya belas kasian ma taneman itu..who knows, rite????
kl ga nyadar juga,baru deh kasi tulisan...kl msh ga nyadar jg, hmmm....dah kenalan blm ma rt nya?ato tetangga yg dah lumyan deket n bisa dicurhatin.....coba aja rasan2 ma dia.....

Lala mengatakan...

Coba lo pasang pager kawat berduri, skalian yang dialiri listrik..